TUGAS ISD BAB 5-10

BAB 5 WARGA NEGARA, HUKUM, DAN NEGARA
HUKUM
Peraturan peraturan yang berupa norma dan sansi dengan tujuan untuk mengatur tingkah laku manusia.
SIFAT SIFAT DAN CIRI CIRI HUKUM

  Berikut adalah ciri-ciri hukum :
1.      Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat
2.      Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib
3.      Peraturan itu bersifat memaksa 
4.      Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut tegas
5.      Berisi perintah dan atau larangan
6.      Perintah dan atau larangan itu harus dipatuhi oleh setiap orang 

  Sifat sifat hukum
mengatur

     hukum memuat peraturan-peraturan berupa perintah dan larangan yang mengatur tingkah laku manusia dalam hidup bermasyarakat demi terciptanya ketertiban dalam masyarakat  
MEMAKSA

hukum dapat memaksa anggota masyarakat untuk mematuhinya. Apabila melanggar hukum akan menerima sanksi tegas 
SUMBER SUMBER HUKUM

1.      Sebagai asas hukum, sesuatu yang merupakan permulaan hukum.
2.      Menunjukkan hukum terdahulu menjadi/memberi bahan hukum yang kemudian.
3.      Sumber berlakunya yang memberikekuatan berlaku secara formal kepada peraturan hukum.
4.      Sumber dari mana kita dapat mengenal hukum.
5.      Sumber terjadinya hukum. Sumber yang menimbulkan hukum.
 Sumber hukum ada 2 yaitu:
1.      Suber hukum materiil: tempat dari mana materi hukum di ambil, jadi merupakan faktorpembantu permbertukan hukum, dapat di tinjau dari berbagai sudut.

2.      Sumber hukum formil ada 5 yaitu:

1)      UU (statute)
2)      Kebiasaan (custom)
3)      Keputusan hakim (jurisprudentie)
4)      Trakta
5)      Pendapat sarjana hukum (doktrin)

http://ilmuhukumuin-suka.blogspot.co.id/2013/06/sumber-sumber-hukum.html
NEGARA
Negara adalah sebuah organisasi atau badan tertinggi yang memiliki kewenangan untuk mengatur perihal yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat luas serta memiliki kewajiban untuk mensejahterakan, melindungi dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Tugas pokok negara:
1. Mengendalikan dan mengatur gejala-gejala kekuasaan yang asosial (saling bertentangan) agar tidak berkembang menjadi antagonisme yang berbahaya.
2. Mengorganisasi dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan golongan-golongan ke arah tercapainya tujuan seluruh masyarakat.
 2 Tugas utama negara :
 Mengatur dan menertibkan gejala-gejala dalam masyarakat yang bertentangan satu sama lain
Mengatur dan menyatukan kegiatan manusia dan golongan untuk menciptakan tujuan bersama yang disesuaikan dan diarahkan pada tujuan negara
SIFAT SIFAT NEGARA
1. Memaksa
Sifat negara yang pertama adalah memaksa. Sifat ini berarti bahwa suatu negara memiliki kekuasaan/kewenangan untuk mewajibkan warga negaranya supaya patuh dan taat pada peraturan yang ada dengan menggunakan alat paksa berupa polisi, jaksa, hakim dan juga sanksi yang tegas bagi yang melanggar aturan. Warga negara yang melanggar atau membangkan dan tidak patuh pada aturan akan dikenakan sanksi yang tegas.

2. Monopoli
Sifat negara yang kedua adalah monopoli. Monopoli ini mempunyai arti bahwa suatu negara juga memiliki kekuasaan/kewenangan yang mutlak untuk mengatur arah perjuangan ataupun juga menentukan tujuan yang akan dicapai oleh negara yang bersangkutan.

3. Menyeluruh/mencakup semua
Sifat negara yang terkahir atau yang ketiga ini berarti bahwa setiap negara memiliki kewenangan untuk memberlakukan semua peraturan yang telah dibuat oleh negara tersebut dan diperuntukkan oleh seluruh warga negara tanpa terkecuali atau tanpa adanya diskriminasi. Sifat ini juga disebut dengan sifat totalitas, sebagai contoh adalah semua warga negara harus membayar pajak, semua warga negara wajib untuk melakukan upaya bela negara dsb.

2 BENTUK NEGARA
1. Negara Kesatuan
Negara kesatuan adalah negara bersusunan tunggal. Maksudnya adalah kekuasaan untuk mengatur seluruh daerahnya ada di tangan pemerintah pusat. 

2. Negara Serikat/Federal
Negara serikat, negara federal, atau negara federasi adalah suatu negara bersusun jamak yang terdiri dari beberapa negara bagian yang tidak berdaulat sedangkan yang berdaulat adalah gabungan dari negara-negara bagian itu. 

 Pemerintah yang berdaulat
Syarat mutlak terbentuknya suatu negara yang merupakan unsur negara yang ketiga adalah pemerintah yang berdaulat. Pemerintah yang berdaulat ini memiliki pengertian yaitu suatu pemerintah yang memiliki suatu kedaulatan/kekuasaan tertinggi untuk mengamankan, mempertahankan, mengatur, 

4. Pengakuan dari Negara Lain (Unsur deklaratif)
Pengakuan dari negara lain ini diperlukan untuk menjamin berlangsungkan kerjasama internasional dengan negara lain, ada dua jenis pengakuan dari negara lain yang ada yaitu :


Pengakuan secara de facto, yang mempunyai arti pengakuan dari negara lain yang berdasarkan pada fakta berdirinya suatu negara telah memenuhi persyaratan.
Pengakuan secara de yure, yang memiliki artik sebagai pengakuan secara yuridis formal berdasarkan hukum internasional.
Pengakuan de facto biasanya merupakan awal dari pengakuan dari negara lain secara de yure. Sebagai contohnya : Negara Inggris mengakui pemerintah Uni Soviet secara de facto dan de yure tidak bersamaan, secara de facto pada tanggal 16 Maret 1921 dan secara de yure baru tanggal 1 Februari 1924. Baca selanjutnya : Sifat-sifat negara
Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
E.    Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terdapat dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea keempat yaitu “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial …”.
Dari rumusan tersebut, tersirat adanya tujuan nasional/Negara yang ingin dicapai sekaligus merupakan tugas yang harus dilaksanakan oleh Negara, yaitu:
a.      Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia;
b.      Memajukan kesejahteraan umum;
c.       Mencerdaskan kehidupan bangsa;
d.      Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social.
Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan menerapkan hukum serta undang-undang di wilayah tertentu. Ada beberapa definisi mengenai sistem pemerintahan. Sama halnya, terdapat bermacam-macam jenis pemerintahan di dunia.
pengertian perbedaan pemerintah dengan pemerintahan

Pemerintah dan pemerintahan mempunyai pengertian yang berbeda. Pemerintah merujuk  kepada organ atau alat perlengkapan, sedangkan pemerintahan menunjukkan  bidang tugas atau fungsi. Dalam arti sempit pemerintah hanyalah lembaga eksekutif saja. Sedangkan dalam arti luas, pemerintah mencakup  aparatur negara yang meliputi semua organ-organ, badan-badan atau lembaga-lembaga, alat perlengkapan negara yang melaksanakan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan negara.
Dengan demikian  pemerintah dalam arti luas adalah semua lembaga negara yang terdiri dari lembaga-lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif.
 Dalam arti sempit pemerintahan adalah segala kegiatan, fungsi, tugas dan kewajiban yang dijalankan oleh lembaga eksekutif untuk mencapai tujuan negara. Pemerintahan dalam arti luas adalah segala kegiatan yang terorganisir yang bersumber pada kedaulatan dan kemerdekaan, berlandaskan pada dasar negara, rakyat atau penduduk dan wilayah negara itu demi tercapainya tujuan negara.
Di samping itu dari segi struktural fungsional pemerintahan dapat didefinisikan pula sebagai suatu sistem struktur dan organisasi dari berbagai macam fungsi yang dilaksanakan atas dasar-dasar tertentu untuk mewujudkan tujuan negara.

Warga Negara

Unsur penting suatu Negara adalah rakyat atau warga Negara. Rakyat suatu Negara adalah semua orang yang bertempat tinggal di dalam wilayah kekuasaan Negara tersebut dan tunduk pada kekuasaannya
Asas Kewarganegaraan

Kriteria untuk menjadi warga Negara yaitu :
1. Kriterium Kelahiran

a. Ius Sanguinis : Seseorang mendapatkan kewarganegaraan suatu Negara berdasarkan 
asas kewarganegaraan orang tuanya, di manapun dia dilahirkan.

b. Ius Soli : Seseorang mendapatkan kewarganegaraannya berdasarkan negara tempat di mana dia dilahirkan, meskipun orang tuanya bukan warga negra dari Negara tersebut.
Konflik yang terjadi antara Ius Sanguinis dan Ius Soli akan menyebabkan terjadinya Kewarganegaraan rangkap (Bipatride) atau tidak mempunyai kewarganegaraan sama sekali (A-patride). Apabila terjadi konflik seperti itu, maka digunakan 2 stelsel kewarganegaraan, yaitu :

a. Hak Opsi, yaitu hak untuk memilih kewarganegaraan (Stelsel aktif).
b. Hak repudiasi, hak untuk menolak kewarganegaraan (Stelsel pasif).
2. Naturalisasi : Suatu proses hokum yang menyebabkan seseorang dengan syarat-syarat tertentu mempunyai kewarganegaraan lain.

Orang 2 yg berada disuatu negara
a. Rakyat
Unsur ini sangat penting dalam suatu negara, oleh karena orang / manusia sebagai individu dan anggota masyarakat yang pertama-tama berkepentingan agar organisasi negara berjalan baik. Merekalah yang kemudian menentukan dalam tahap perkembangan negara selanjutnya. Pentingnya unsur rakyat dalam suatu negara tidak hanya diperlukan dalam ilmu kenegaraan (staatsleer) tetapi perlu juga perlu melahirkan apa yang disebut ilmu kemasyarakatan (sosiologi) suatu ilmu pengetahuan baru yang khusus menyelidiki, mempelajari hidup kemasyarakatan. Sosiologi merupakan ilmu penolong bagi ilmu hukum tata negara.

b. Wilayah (teritorial)
Tidak mungkin ada negara tanpa suatu wilayah. Disamping pentingnya unsur wilayah dengan batas-batas yabng jelas, penting pula keadaan khusus wilayah yang bersangkutan, artinya apakah layak suatu wilayah itu masuk suatu negara tertentu atau sebaliknya dipecah menjadi wilayah berbagai negara. Apabila mengeluarkan peraturan perundang-undangan pada prinsipnya hanya berlaku bagi orang-orang yang berada di wilayahnya sendiri. Orang akan segera sadar berada dalam suatu negara tertentu apabila melampaui batas-batas wilayahnya setelah berhadapan dengan aparat (imigrasi negara) untuk memenuhi berbagai kewajiban yang ditentukan.  Paul Renan (Perancis) menyatakan satu-satunya ukuran bagi suatu masyarakat untuk menjadi suatu negara ialah keinginan bersatu (le desir de’etre ansemble). 

c. Pemerintahan 
Ciri khusus dari pemerintahan dalam negara adalah pemerintahan memiliki kekuasaan atas semua anggota masyarakat yang merupakan penduduk suatu negara dan berada dalam wilayah negara. 

d. UUD (konstitusi)

e. pengakuan Internasional (secara de facto maupun de jure).

HAK DAN KEWAAJIBAN WARGA NEGARA :
1.  Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara Wujud hubungan warga negara dan negara pada umumnya berupa peranan (role).
2.  Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Hak kewajiban warga negara Indonesia tercantum dalam pasal 27 sampai dengan pasal 34 UUD 1945.

Hak Warga Negara Indonesia :
–   Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : “Tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” (pasal 27 ayat 2).
–   Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: “setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.”(pasal 28A).
–   Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah (pasal 28B ayat 1).
–   Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan Berkembang”
–   Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan berhak mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi
meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C ayat 1)
–   Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal 28C ayat 2).
–   Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama di depan hukum.(pasal 28D ayat 1).
–   Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak untuk tidak diperbudak,
hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun. (pasal 28I ayat 1).
Kewajiban Warga Negara Indonesia  :

–   Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi :
segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan
dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
–   Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945
menyatakan  : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara”.
–   Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1 mengatakan :
Setiap orang wajib menghormati hak asai manusia orang lain
–   Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. Pasal 28J ayat 2 menyatakan : “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.”
–   Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30 ayat (1) UUD 1945. menyatakan: “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.”

Hak dan Kewajiban telah dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 26, 27, 28, dan 30, yaitu :

1.  Pasal 26, ayat (1), yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Dan pada ayat (2), syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-undang.
2.  Pasal 27, ayat (1), segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu. Pada ayat (2), taip-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
3.  Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan, dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
4.  Pasal 30, ayat (1), hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam pembelaan negara. Dan ayat (2) menyatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan undang-undang.

bab 6


1.    PELAPISAN SOSIAL
Pelapisan sosial adalah golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran tertentu. Pelapisan sosial merupakan gejala yang bersifat keseluruhan . Di dalam masyarakat mana pun, pelapisan sosial selalu ada .
 Dasar-dasar pembentukan pelapisan sosial
Ukuran yang dominan dalam pembentukan pelapisan sosial pada masyarakat adalah sebagai berikut:
Ukuran kekayaan
Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, yang tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat dari tempat tinggal atau barang-barang tersier yang dimilikinya.
Ukuran kekuasaan dan wewenang
Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai atau disegani orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.
Ukuran kehormatan
Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya.
Ukuran ilmu pengetahuan
Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor.
SIFAT STRATIFIKASI SOSIAL
Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification)
Pada stratifikasi sosial tertutup membatasi kemungkinan berpindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan lain baik yang merupakan gerak ke atas dan gerak ke bawah. Satu-satunya jalan untuk menjadi anggota dalam stratifikasi sosial tertutup adalah kelahiran. Stratifikasi sosial tertutup terdapat dalam masyarakat feodal dan masyarakat berkasta.
Stratifikasi Sosial Terbuka (Open Social Stratification)
Dalam stratifikasi sosial terbuka kemungkinan untuk pindah dari satu lapisan ke lapisan lain sangat besar. Stratifikasi sosial terbuka memberikan kesempatan kepada seseorang untuk berpindah lapisan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan bagi masyarakat yang kurang cakap dan tidak beruntung bisa jatuh ke lapisan sosial di bawahnya.
Beberapa Teori Tentang Pelapisan Sosial
Pelapisan masyarakat dibagi menjadi beberapa kelas :
§  Kelas atas (upper class)
§  Kelas bawah (lower class)
§  Kelas menengah (middle class)
§  Kelas menengah ke bawah (lower middle class)
Berikut pendapat dari beberapa ahli mengenai teori-teori tentang pelapisan masyarakat, seperti:
§  Aristotelesmembagi masyarakat berdasarkan golongan ekonominya sehingga ada yang kaya, menengah, dan melarat.
§  Dr.Selo Sumardjandan Soelaiman Soemardi SH.MA menyatakan bahwa selama di dalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai olehnya dan setiap masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargainya makan barang itu akan menjadi bibit yang dapat menumbuhkan adanya sistem berlapis-lapis dalam masyarakat.
§  Vilfredo Paretomenyatakan bahwa ada 2 kelas yang senantiasa berbeda setiap waktu, yaitu golongan elite dan golongan non elite.
§  Gaotano Mosoa, sarjana Italia. menyatakan bahwa di dalam seluruh masyarakat dari masyarakat yang sangat kurang berkembang, sampai kepada masyarakat yang paling maju dan penuh kekuasaan dua kelas selalu muncul ialah kelas yang pemerintah dan kelas yang diperintah.
§  Karl Marx, menjelaskan secara tidak langsung tentang pelapisan masyarakat. Ia  menggunakan istilah kelas yang menurutnya, pada pokoknya ada 2 macam di dalam setiap masyarakat yaitu kelas yang memiliki tanah dan alat-alat produksi lainnya dan kelas yang tidak mempunyai dan hanya memiliki tenaga untuk disumbangkan di dalam proses produksi.

KESAMAAN DERAJAT
Hubungan antara manusia dan lingkungan masyarakat pada umumya terjadi secara timbal balik. Artinya, setiap orang sebagai anggota masyarakat, mempunyai hak dan kewajiban, baik tehadap masyarakat maupun pemerintah negara. Beberapa hak dan kewajiban ditetapkan dalam undang-undang sebagai hak dan kewajiban asasi. Kesamaan derajat ini terwujud dalam jaminan hak yang diberikan dalam berbagai sektor kehidupan. Hak inilah yang banyak dikenal dengan hak asasi manusia.
Persamaan derajat adalah persamaan yang dimiliki oleh diri pribadi kepada diri orang lain ataupun masyarakat, biasanya persamaan derajat itu dapat dinyatakan dengan HAM (Hak Asasi Manusia) yang telah diatur dalam UUD 45 pasal 1, pasal 2 ayat 1, pasal 7 tentang persamaan hak.
1.    Persamaan Hak
Adanya kekuasaan negara seolah-olah hak individu dirasakan sebagai sesuatu yang mengganggu,karena dimana kekuasaan itu berkembang, terpaksalah ia memasuki lingkungan hak manusia pribadi dan berkuranglah batas yang dimiliki hak-hak pribadi yang dimiliki itu.
2.    Persamaan derajat di Indonesia
Persamaan derajat adalah persamaan nilai, harga taraf yang membedakan makhluk yang satu dengan makhluk yang lainnya. Harkat manusia adalah nilai manusia sebagai makhluk tuhan yang dibekali cipta, rasa, karsa dan hak-hak serta kewajiban asasi manusia. Martabat adalah tingkatan harkat kemanusiaan dan kedudukan yang terhormat.sedangkan kesamaan derajat adalah tingkatan, martabat dan kedudukan manusia sebagai makhluk tuhan yang memiliki kemampuan kodrat,hak dan kewajiban.
3.    Pasal-Pasal Dalam UUD 1945 Tentang Persamaan Hak
a)      Pasal 27
Ayat 1, berisi mengenai kewajiban dasar dan hak asasi yang dimiliki warga negara yaitu menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan
Ayat 2, berisi mengenai hak setiap warga negara atas pekerjaan dan  penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
b)      Pasal 28
Ditetapkan bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul, menyampaikan pikiran lisan dan tulisan.
c)      Pasal 29
Ayat 1 kebebasan memeluk agama bagi penduduk yang dijamin oleh negara.
d)      Pasal 31
Ayat 1 dan 2, yang mengatur hak asasi mengenai pengajaran.
ELITE
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi II – 1995) menyebut elite adalah “orang orang terbaik atau pilihan di suatu kelompok,” dan “kelompok kecil orang terpandang atau berderajat tinggi (kaum bangsawam, cendekiawan dan lain-lain)”.
Sumber lain mendefinisikan elite adalah sebagai suatu minoritas pribadi-pribadi yang diangkat untuk melayani suatu konektivitas dengan cara yang bernilai sosial.
Golongan elite sebagai minoritas sering ditampakkan dengan beberapa bentuk penampilan antara lain:
§  Elite menduduki posisi yang penting dan cenderung merupakan poros kehidupan masyarakat secara keseluruhan.
§  Faktor utama yang menentukan kedudukan mereka adalah keunggulan dan keberhasilan yang dilandasi oleh kemampuan baik yanag bersifat fisik maupun psikhis, material maupun immaterial, merupakan heriditer maupun pencapaian.
§  Dalam hal tanggung jawab, mereka memiliki tanggung jawab yang lebih besar jika dibandingkan dengan masyarakat lain.
§  Ciri-ciri lain yang merupakan konsekuensi logis dari ketiga hal di atas adalah imbalan yang lebih besar yang diperoleh atas pekerjaan dan usahanya.
Dalam pengertian yang umum elite itu menunjukkan sekelompok orang yang dalam masyarakat yang menempati kedudukan tertinggi. Dalam arti lebih yang khusus dapat diartikan sekelompok orang terkemuka di bidang-bidang tertentu dan khususnya golongan kecil yang memegang kekuasaan.
Dalam istilah yang lebih umum elite dimaksudkan kepada “posisi di dalam masyarakat di puncak struktur-struktur sosial yang terpenting, yaitu posisi tinggi di dalam ekonomi, pemerintahan aparat kemiliteran, politik, agama, pengajaran, dan pekerjaan-pekerjaan dinas”.
Menyebutkan Fungsi elite dalam memegang strategi
Dalam suatu kehidupan sosial yang teratur, baik dalam konteks luas maupun yang lebih sempit selalu ada kecenderungan untuk menyisihkan satu golongan tersendiri sebagai satu golongan yang penting, memiliki kekuasaan dan mendapatkan kedudukan yang terkemuka jika dibandingkan dengan massa. Penentuan golongan minoritas ini didasarkan pada penghargaan masyarakat terhadap berbagai peranan yang dilancarkan dalam kehidupan masa kini serta meletakkan,dasar-dasar kehidupan yang akan datang.
Golongan minoritas yang berada pada posisi atas secara fungsional dapat berkuasa dan menentukan dalam studi sosial dikenal dengan elite.
D. MASSA
Istilah massa dipergunakan untuk menunjukkan suatu pengelompokkan kolektif lain yang elementer dan spontan, yang dalam beberapa hal menyerupai keramaian, tapi yang secara fundamental berbeda dengannya dalam hal-hal yang lain.
Massa diwakili oleh orang-orang yang berperan serta dalam perilaku massal sepertinya mereka yang terbangkitkan minatnya oleh beberapa peristiwa nasional, mereka yang menyebar di berbagai tempat, mereka yang tertarik pada suatu peristiwa pembunuhan sebagai diberitakan dalam pers, atau mereka yang berperanserta dalam suatu migrasi dalam arti luas.
Ciri-Ciri Massa
Terhadap beberapa hal yang penting sebagian ciri-ciri yang membedakan di dalam massa :
Keanggotaannya berasal dari semua lapisan masyarakat atau strata sosial, meliputi orang-orang dari berbagai posisi kelas yang berbeda, dari jabatan kecakapan, tingkat kemakamuran atau kebudayaan yang berbeda-beda. Orang bisa mengenali mereka sebagai massa misalnya orang-orang yang sedang mengikuti suatu proses peradilan tentang pembunuhan misalnya melalui pers.
Massa merupakan kelompok yang anonim, atau lebih tepat, tersusun dari individu-individu yang anonim.
Sedikit sekali interaksi atau bertukar pengalaman antara anggota­anggotanya.
Terdiri dari orang-orang dalam segala lapangan dan tingkatan sosial.
Anonim dan heterogen.
Tidak terdapat interaksi dan interelasi.
Tidak mampu bertindak secara teratur.
Adanya sikap yang kurang kritis, gampang percaya pada pihak lain, amat sugestible (mudah dipengaruhi).

BAB 7
MASYARAKAT PEKOTAAN DAN PEDESAAN


Pengertian masyarakat perkotaan

Masyarakat perkotaan sering disebut urban community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta cirri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
Aspek positif : 
a. Perubahan Tata Nilai dan Sikap.
b. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
c. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Aspek Negatif :
a) Aparatur kota harus dapat menangani berbagai masalah yang timbul di kota .
b) Kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan dan pengaturan tata kota harus dikerjakan dengan cepat dan tepat , agar tidak disusul dengan masalah lainnya.
c) Masalah keamanan kota harus dapat ditangani dengan baik sebab kalau tidak , maka kegelisahan penduduk akan menimbulkan masalah baru.
d) Dalam rangka pemekaran kota , harus ditingkatkan kerjasama yang baik antara para pemimpin di kota dengan para pemimpin di tingkat kabupaten tetapi juga dapat bermanfaat bagi wilayah kabupaten dan sekitarnya .
Syarat-syarat Menjadi Masyarakat
Menurut Marion Levy diperlukan empat kriteria yang harus dipenuhi agar sekumpolan manusia bisa dikatakan / disebut sebagai masyarakat.
1. Ada sistem tindakan utama.
2. Saling setia pada sistem tindakan utama.
3. Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.
4. Sebagian atan seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi manusia.
 PERBEDAAN DESA DAN KOTA
Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan sebagai petun,ink untuk membedakan antaradesadan kota. Dengan melihat pcrbedaan-perbedaan yang ada mudah-mudahan akan dapat mengurangi kesulitan dalam menentukan apakah suatu masyarakat dapat disebut sebagai masyarakat pedesaan atau masyarakat perkotaan.Ciri-ciri tersebut antara lain :
– Jumlah dan kepadatan penduduk
–  Lingkungan hidup
–  Mata pencaharian
–  Corak kehidupan sosial
–  Stratifikasi sosial
–  Mobilitas sosial
–  Pola interaksi sosial
–  Solidaritas sosial
–  Kedudukan dalam hierarki system administrasi nasional.
HUBUNGAN KOTA DAN DESA
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar di antara keduanya terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena di antara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan seperti beras, sayur¬mayur, daging dan ikan.Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis¬jenis pekerjaan tertentu di kota, misalnya saja buruh bangunan dalam proyek¬proyek perumahan, proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja-pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan di bidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia. Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan oleh orang desa seperti bahan-bahan pakaian, alat dan obat-obatan pembasmi hama pertanian, minyak tanah, obat-obatan untuk memelihara kesehatan dan alat transportasi.
 Aspek Positif dan Negatif
Untuk menunjang aktivitas warganya serta untuk memberikan suasana aman, tenteram dan nyaman pada warganya, kota dihadapkan pada kebarusan menyediakan berbagai fasilitas kebidupan dan keharusan untuk mengatasi berbagai masalah yang timbul sebagai akibat aktivitas warganya. Dengan kata lain kota barns berkembang. Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaan dan politik. Kesemuanya ini akan dicerminkan dalam komponen-komponen yang membentuk struktur kota tersebut. Jumlah dan kualitas komponen suatu kota sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pertumbuhan kota tersebut.
Kota secara internal pada hakikatnya merupakan satu organisme, yakni kesatuan integral dari tiga komponen, meliputi ” Penduduk, kegiatan usaha dan wadah” ruang fisiknya. Ketiganya saling berkait, pengaruh-mempengaruhi, oleh karenanya suatu pengembangan yang tidak seimbang antara ketiganya, akan menimbulkan kondisi kota yang tidak positif, antara lain semakin menurunnya kualitas hidup masyarakat kota. Dengan kata lain, suatu perkembangan kota hams mengarah pada penyesuaian lingkungan fisik ruang kotadengan perkembangan sosial dan kegiatan usaha masyarakat kota.
MASYARAKAT PEDESAAN
Masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup bermasyarakat, yang biasanya tampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat digeneralisasikan pada kehidupan masyarakat desa di Jawa. Namun demikian, dengan adanya perubahan sosial religius dan perkembangan era informasi dan teknologi, terkadang sebagian karakteristik tersebut sudah “tidak berlaku”. Berikut ini disampaikan sejumlah karakteristik masyarakat desa, yang terkait dengan etika dan budaya mereka, yang bersifat umum yang selama ini masih sering ditemui. Setidaknya, ini menjadi salah satu wacana bagi kita yang akan bersama-sama hidup di lingkungan pedesaan.
Ciri-ciri masyarakat pedesaan adalah sebagai berikut:
Di dalam masyarakat pedesaan memiliki hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas-batas wilayahnya.
System kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan (gemeinschaft atau paguyuban)
Sebagian besar warga masyarakat hidup dari pertanian. Pekerjaan-pekerjaan yang bukan pertanian merupakan pekerjaan sambilan (part time) yag biasa mengisi waktu luang.
Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat-istiadat dan sebagainya.
 SISTEM NILAI BUDAYA PETANI INDONESIA
Sistem nilai budaya petani Indonesia antara lain sebagai berikut :
Para petani di Indonesia terutama di Jawa pada dasarnya menganggap bahwa hidupnya itu sebagai sesuatu hal yang buruk, penuh dosa, kesengsaraan. Tetapi itu tidak berarti bahwa ia harus menghindari hidup yang nyata dan menghindar diri dengan bersembunyi di dalam kebatinan atau bertapa, bahkan sebaliknya.
Mereka beranggapan bahwa orang bekerja itu untuk hidup, dan kadang-kadang untuk mencapai kedudukannya.
Mereka berorientasi pada masa ini kurang memperdulikan masa depan. Bahkan kadang-kadang ia rindu masa lampau, mengenang kekayaan masa lampau.
Mereka menganggap alam tidak menakutkan bila ada bencana alam atau bencana lain itu hanya merupakan sesuatu yang harus wajib diterima kurang adanya agar peristiwa-peristiwa macam itu tidak terulang kembali.
Untuk menghadapi alam mereka cukup dengan hidup bergotong-royong, mereka sadar bahwa dalam hidup itu pada hakikatnya tergantung kepada sesamanya.
D. UNSUR-UNSUR DESA
Daerah, dalam arti tanah-tanah yang produktif dan yang tidak, beserta penggunaannya, termasuk juga unsur lokasi, luas dan batas yang merupakan lingkungan geografis setempat. Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran dan mata pencaharian penduduk desa setempat. Tata kehidupan, dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan-iKatan pergaulan warga desa. Jadi menyangkut seluk-beluk kehidupan masyarakat desa.Daerah menyediakan kemungkinan hidup, penduduk menggunakan kemungkinan yang disediakan oleh daerah itu guna mempertahankan hidup. Tata kehidupan, dalam artian yang baik memberikan jaminan akan
ketenteraman dan keserasian hidup bersama di desa.
Unsur letak menentukan besar-kecilnya isolasi suatu daerah terhadap daerah-daerah lainnya.Desa yang terletak jauh dart batasan kota mempunyai tanah-tanah pertanian yang luas. Ini disebabkan Karena penggunaan tanahnya lebih banyak dititik beratkan pada tanaman pokok dan beberapa tanaman perdagangan daripada gedung-gedung atau perumahan. Penduduk merupakan unsur yang peacing bagi desa. Kadang-kadang di beberapa desa terdapat tenaga-tenaga yang berlebihan di bidang pertanian, sehingga timbul apa yang disebut dengan istilah pengangguran tak kentara.
Corak kehidupan di desa didasarkan pada ikatan kekeluargaan yang erat. Masyarkat merupakan suatu yang memiliki unsur gotong royong yang kuat. Hal ini dapat dimengerti karena penduduk desa merupakan dimana mereka saling mengenal betul seolah-olah mengenal dirinya sendiri. Faktor lingkungan geografis memberi pengaruh juga terhadap kegotongroyongan ini misalnya saja:
Faktor topografi setempat yang memberikan suatu ajang hidupdan suatu bentuk adaptasi kepada penduduk.
Faktor iklim yang dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif terhadap penduduk terutama petani-petaninya.
Faktor bencana alam seperti letusan gunung, gempa bumi, banjir dan sebagainya yang hams dihadapi dan dialami bersama.
E. FUNGSI DESA
Pertama, dalam hubungannya dengan kota, maka desa yang merupakan “hinterland” atau daerah dukung berfungsi sebagai suatu daerah pemberian bahan makanan pokok seperti padi, jagung, ketela, di samping bahan makanan lain seperti kacang, kedelai, buah-buahan, dan bahan makanan lain yang berasal dari hewan. Kedua, desa ditinjau dari sudut potensi ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan mentah (raw material) dan tenaga kerja (man power) yang tidak kecil artinya. Ketiga, dari segi kegiatan kerja (occupation) desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa industri, desa nelayan, dan sebagainya. Desa-desa di Jawa banyak berfungsi sebagai desa agraris. Beberapa desa di Jawa sudah dapat pula menunjukkan perkembangan-perkembangan yang barn, yaitu dengan timbulnya industri-industri kecil di daerah pedesaan dan merupakan ” rural industries” . Desa biasanya didiami oleh beberapa ribu orang saja, yang sebagian besar masih keluarga/kerabat. Maka sering kita jumpai bahwa satu desa tersebut merupakan satu saudara semua/kerabat. Untuk mengatur hubungan kekeluargaan menjadi lebih dekat, maka kerabat yang strukturnya sudah jauh dikawinkan dengan keturunannya. Hal ini disebabkan juga oleh cakrawala pandangan orang desa/hubungan orang desa yang relatif terbatas.
Ciri-ciri masyarakat pedesaan di Indonesia pada umumnya dapat disimpulkan sebagai berikut:
Homogenitas Sosial, bahwa masyarakat desa pada umumnya terdiri dari satu atau beberapa kekerabatan saja, sehingga pola hidup tingkah laku maupun kebudayaan samalhomogen. Oleh Karena itu hidup di desa biasanya terasa tenteram aman dan tenang. Hal ini disebabkan oleh pola pikir, pola penyikap dan pola pandangan yang sama dari setiap warganya dalam menghadapi suatu masalah. Kebersamaan, kesederhanaan keserasian dan kemanunggalan selalu menjiwai setiap warga masyarakat desa tersebut.
Hubungan Primer, pada masyarakat desa hubungan kekeluargaan dilak ukan secara musyawarah. Molal masalah-masalah umum/masalah bersama sampai masalah pribadi. Anggota masyarakat satu dengan yang lain saling mengenal secara intim. Pada masyarakat desa masalah kebersamaan dan gotong royong sangat diutamakan, walaupun secara materi mungkin sangat kurang atau tidak mengijinkan.
Kontrol Sosial yang Ketat, di alas dikemukakan bahwa hubungan pada masyarakat pedesaan sangat intim dan diutamakan, sehingga setiap anggota masyarakatnya saling mengetahui masalah yang dihadapi anggota yang lain. Bahkan ikut mengurus terlalu jauh masalah dan kepentingan dari anggota masyarakat yang lain. Kekurangan dari salah satu anggota masyarakat, adalah merupakan kewajiban anggota yang lain untuk menyoroti dan membenahinya.
Gotong Royong, nilai-nilai gotong royong pada masyarakat pedesaan tumbuh dengan subur dan membudaya. Semua masalah kehidupan dilaksankaan secara gotong royong, balk dalam arti gotong royong murni maupun gotong royong timbal balik.
Ikatan Sosial, setiap anggota masyarakat desa diikat dengan nilai-nilai adat dan kebudayaan secara ketat. Bagi anggota yang tidak memenuhi normadan kaidah yang sudah disepakati, akandihukumdan dikeluarkandari ikatan sosial dengan Cara mengucilkan/memencilkan. Oleh Karena itu setiap anggota hams patuhdan taat melaksanakan aturan yangditentukan. Lebih­lebih bagi anggota yang baru datang, ia akan diakui menjadi anggota masyarakat tersebut (ikatan sosial tersebut).
Magis Religius, kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi masyarakatdesa sangat mendalam. Bahkan setiap kegiatan kehidupan sehari-hari dijiwai bahkan diarahkan kepadanya. Sering kita jumpai orang Jawa mengadakan selamatan-selamatan untuk meminta rezeki, minta perlindungan, minta diampuni dan sebagainya.
Pola Kehidupan, masyarakat desa bermata pencaharian di bidang agraris, baik pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan. Pada umumnya setiap anggota hanya mampu melaksanakan salah satu bidang kehidupan saja. Misalnya para petani, bahwa pertanian merupakan satu-satunya pekerjaan yang harus ia tekuni dengan balk. Bilamana bidang pertanian tersebut kegiatannya kosong, maka ia hanya menunggu sampai ada lagi kegiatan di bidang pertanian. Di samping itu dalam mengolah pertanian semata-mata tetap/tidak ada perubahan atau kemajuan. Hal ini disebabkan pengetahuan dan keterampilan para petani yang masih kurang memadai. Olah Karena itu masyarakat desa sering dikatakan masyarakat yang stalls dan monoton.
5. URBANSASI DAN URBANISME
Proses urbansiasi dapat terjadi dengan lambat maupun cepat, hal mana tergantung daripada keadaan masyarakat yang bersangkutan. Proses tersebut terjadi dengan menyangkut dua aspek, yaitu :
Perubahannya masyarakat desa menjadi masyarakat kota
Bertambahnya penduduk kota yangdisebabkan oleh mengalirnya penduduk yang berasal dari desa-desa.
6.PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DENGAN MASYARAKAT PERKOTAAN
Dalam memahami masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, tentu tidak akan mendefinisikannya secara universal dan objektif, tetapi berpatokan pada ciri-ciri masyarakat. Ciri-ciri itu ialah adanya sejumlah orang, tinggal dalam suatu daerah tertentu, adanya system hubungan, ikatan alas dasar kepentingan bersama, tujuan dan bekerja bersama, ikatan alas dasar unsur-­unsur sebelumnya, rasa solidaritas, sadar akan adanya interdependensi, adanya norma-norma dan kebudayaan. Kesemua ciri-ciri masyarakat ini dicoba ditranformasikan pada desa dan kota, dengan menitik beratkan pada kehidupannya. Ciri masyarakat desa juga mungkin belum tentu benar, sebab desa sedang mengalami perkembangan struktural yang tersusun dan terarah ke peningkatan integrasi masyarakat yang lebih luas sebagai akibat intensifnya hubungan kola dengan desa dan derasnya program pembangunan, sehingga dapat menimbulkan perubahan-perubahan.
Masyarakat pedesaan maupun masyarakat perkotaan masing-masing dapat diperlakukan sebagai sistem jaringan hubungan yang kekal dan penting, serta dapat pula dibedakan masyarakat yang bersangkutan dengan masyarakat yang lain. Oleh karena itu, mempelajari suatu masyarakat berarti dapat berbicara soal struktur sosial. Untuk menjelaskan perbedaan atau ciri-ciri dari kedua masyarakat tersebut, dapat ditelusuri dalam hal lingkungan umumnya dan orientasi terhadap alam, pekerjaan, ukuran komunitas, kepadatan penduduk, homogenitas-heterogenitas, diferensiasi sosial, pelapisan sosial, mobilitas sosial, interaksi sosial, pengendalian sosial, pola kepemimpinan, ukuran kehidupan, solidaritas sosial, dan nilai atau sistem nilainya.
Top of Form
https://arfanart.wordpress.com/2011/11/21/makalah-isd-bab-7-all/#more-216



BAB 8
 Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat

Pertentangan sosial

Pertentangan sosial merupakan suatu konflik yang biasanya timbul akibat faktor-

faktor sosial, contohnya salah paham. Pertentangan sosial ini adalah salah satu akibat dari

adanya perbedaan-perbedaan dari norma yang menyimpang di kehidupan masyarakat.

Pertentangan sosial dapat terjadi di dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pertentangan sosial, antara lan:

• Rasa iri antara satu sama lain

• Adanya rasa tidak puas dengan perlakuan atau tindakan yang diterima dan diberikan oleh

orang lain

• Adanya adu domba diantara masyarakat, kelompok, atau di dalam pemerintahan

Contoh : Pertentangan yang terjadi antara kaum buruh di sebuah pabrik tekstil yang

menuntut kenaikan gaji atau dikeluarkan nya THR (Tunjangan Hari Raya). Masalah

pendapatan atau gaji sangat berhubungan dengan hajat kehidupan maka tidak

jarang dalam mengajukan tuntutannya tersebut, para buruh melakukan tindak

kekerasan dengan merusak fasilitas pabrik.

Integrasi

Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau

keseluruhan. Dapat dikatakan pula integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur

yang berbeda di dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan

bermasyarakat yang memiliki keserasian fungsi.

PERBEDAAN KEPENTINGAN

Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena

adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya, sama halnya dengan konflik. Konflik

dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-

perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat,

keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial,

konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang

tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik

hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.

Dibawah ini yang merupakan bagian dari faktor penyebab konflik :

1.       Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.

2.       Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.

3.       Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.

4.       Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.

Namun dibalik konflik tersebut terdapat sebuah Lubang hitam yang begitu besar yang bisa

menghantui siapa saja . dibawah ini merupakan akibat dari konflik :

1.      meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (ingroup) yang mengalami konflik dengan

kelompok lain.

2.      keretakan hubungan antar kelompok yang bertikai.

3.      perubahan kepribadian pada individu, misalnya timbulnya rasa dendam, benci, saling curiga dll.

DISKRIMINASI 


Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan

ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan

suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia, ini disebabkan karena kecenderungan

manusian untuk membeda-bedakan yang lain.

Ketika seseorang diperlakukan secara tidak adil karena karakteristik suku, antargolongan, kelamin,

ras, agama dan kepercayaan, aliran politik, kondisi fisik atau karateristik lain yang diduga merupakan

dasar dari tindakan diskriminasi

Diskriminasi langsung, terjadi saat hukum, peraturan atau kebijakan jelas-jelas menyebutkan

karakteristik tertentu, seperti jenis kelamin, ras, dan sebagainya, dan menghambat adanya peluang

yang sama.

Diskriminasi tidak langsung, terjadi saat peraturan yang bersifat netral menjadi diskriminatif saat

diterapkan di lapangan.Diskriminasi ditempat kerja

Diskriminasi dapat terjadi dalam berbagai macam bentuk:

dari struktur upah,

cara penerimaan karyawan,

strategi yang diterapkan dalam kenaikan jabatan, atau

kondisi kerja secara umum yang bersifat diskriminatif.

Diskriminasi di tempat kerja berarti mencegah seseorang memenuhi aspirasi profesional dan

pribadinya tanpa mengindahkan prestasi yang dimilikinya.

Teori statistik diskriminasi berdasar pada pendapat bahwa perusahaan tidak dapat mengontrol

produktivitas pekerja secara individual. Alhasil, pengusaha cenderung menyandarkan diri pada

karakteristik-karakteristik kasat mata, seperti ras atau jenis kelamin, sebagai indikator produktivitas,

seringkali diasumsikan anggota dari kelompok tertentu memiliki tingkat produktivitas lebih rendah.


Etnosentrisme adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa budayanya

adalah yang terbaik diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain.

Sebab-sebab Munculnya Etnosentrisme di Indonesia

Salah satu faktor yang mendasar yang menjadi penyebab munculnya etnosentrisme di Bangsa ini

adalah budaya politik masyarakat yang cenderung tradisional dan tidak rasionalis. Budaya politik

masyarakat kita masih tergolong budaya politik subjektif Ikatan emosional –dan juga ikatan-ikatan

primordial- masih cenderung menguasai masyarakat kita. Masyarakat kita terlibat dalam dunia politik

dalam kerangka kepentingan mereka yang masih mementingkan suku, etnis, agama dan lain-lain.

Aspek kognitif dan partisipatif masih jauh dari masyarakat kita.

Salah satu faktor yang juga menjadi penyebab munculnya masalah etnosentrisme adalah pluralitas

Bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari berbagai suku, agama, ras

dan golongan. Pluralitas masyarakat Indonesia ini tentu melahirkan berbagai persoalan. Setiap suku,

agama, ras dan golongan berusaha untuk memperoleh kekuasaan dan menguasai yang

lain.Pertarungan kepentingan inilah yang sering memunculkan persoalan-persoalan di daerah.

Pertentangan Sosial/Ketegangan Dalam Masyarakat

Konflik mengandung pengertian tingkah laku yang lebih luas daripada yang biasa dibayangkan orang

dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar. Terdapat tiga elemen dasar yang merupakan

ciri dasar dari suatu konflik, yaitu

terdapat dua atau lebih unit-unit atau bagian yang terlibat dalam konflik

unit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan, tujuan, masalah,

sikap, maupun gagasan-gagasan

terdapat interraksi diantar bagian-bagian yang mempunyai perbedaan tersebut

Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering

dihubungkan dengan kebencian atau permusuhan, konflik dapat terjadi pada lingkungan diri

seseorang, kelompok, dan masyarakat. Adapun cara pemecahan konflik tersebut :

Elimination, pengunduran diri dari salah satu pihak yang terlibat konflik

Subjugation atau Domination, pihak yang mempunyai kekuasaan terbesar dapat memaksa pihak lain

untuk mengalah

Majority Rule, artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting

Minority Consent, artinya kelompok mayoritas yang menang, namun kelompok minoritas tidak

merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta kesepakatan untuk melakukan kegiatan bersama

Compromise, artinya semua sub kelompok yang terlibat dalam konflik berusaha mencari dan

mendapatkan jalan tengah

Integration, artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan, dan ditelaah

kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak

Golongan-Golongan yang Berbeda dan Integrasi Sosial

Masyarakat Indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai suku

bangsa dan golongan sosial yang dipersatukan oleh kesatuan nasional yang berwujudkan Negara

Indonesia. Masyarakat majemuk dipersatukan oleh sistem nasional yang mengintegrasikannya melalui

jaringan-jaringan pemerintahan, politik, ekonomi, dan sosial. Aspek-aspek dari kemasyarakatan

tersebut, yaitu Suku Bangsa dan Kebudayaan, Agama, Bahasa, Nasional Indonesia.

Masalah besar yang dihadapi Indonesia setelah merdeka adalah integrasi diantara masyarakat yang

majemuk. Integrasi bukan peleburan, tetapi keserasian persatuan. Masyarakat majemuk tetap berada

pada kemajemukkannya, mereka dapat hidup serasi berdampingan (Bhineka Tunggal Ika), berbeda-

beda tetapi merupakan kesatuan. Adapun hal-hal yang dapat menjadi penghambat dalam integrasi:

Tuntutan penguasaan atas wilayah-wilayah yang dianggap sebagai miliknya

Isu asli tidak asli, berkaitan dengan perbedaan kehidupan ekonomi antar warga negara Indonesia asli

dengan keturunan (Tionghoa,arab)

Agama, sentimen agama dapat digerakkan untuk mempertajam perbedaan kesukuan

Prasangka yang merupakan sikap permusuhan terhadap seseorang anggota golongan tertentu.

Integrasi Sosial adalah merupakan proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat

menjadi satu kesatuan. Unsur yang berbeda tersebut meliputi perbedaan kedudukan sosial,ras, etnik,

agama, bahasa, nilai, dan norma. Syarat terjadinya integrasi sosial antara lain:

Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan mereka

Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan bersama mengenai norma dan nilai sosial yang

dilestarikan dan dijadikan pedoman

Nilai dan norma berlaku lama dan tidak berubah serta dijalankan secara konsisten

Integrasi Internasional merupakan masalah yang dialami semua negara di dunia, yang berbeda adalah

bentuk permasalahan yang dihadapinya. Menghadapi masalah integritas sebenarnya tidak memiliki

kunci yang pasti karena latar belakang masalah yang dihadapi berbeda, sehingga integrasi

diselesaikan sesuai dengan kondisi negara yang bersangkutan, dapat dengan jalan kekerasan atau

strategi politik yang lebih lunak. Beberapa masalah integrasi internasional, antara lain:

perbedaan ideologi

kondisi masyarakat yang majemuk

masalah teritorial daerah yang berjarak cukup jauh

pertumbuhan partai politik

Adapun upaya-upaya yang dilakukan untuk memperkecil atau menghilangkan kesenjangan-

kesenjangan itu, antara lain:

mempertebal keyakinan seluruh warga Negara Indonesia terhadap Ideologi Nasional

membuka isolasi antar berbagai kelompok etnis dan antar daerah/pulau dengan membangun saran

komunikasi, informasi, dan transformasi

menggali kebudayaan daerah untuk menjadi kebudayaan nasional

membentuk jaringan asimilasi bagi kelompok etnis baik pribumi atau keturunan asing.

SUMBER:

https://taniakharismaya.wordpress.com/2013/12/01/pertentangan-sosial- dan-integrasi- dalam-

masyarakat/

https://terangsaja.wordpress.com/tag/kasus-atau- peristiwa-pertentangan- sosial-dan- integrasi-

masyarakat/

https://shatriacesarya.wordpress.com/2010/12/26/prasangka-diskriminasi- dan-etnosentrisme/

http://ugmyfirmansyah13.blogspot.co.id/2015/01/pengertian-dan- contoh-etnosentrisme- di.html

https://nathaniaseptavy.wordpress.com/tag/pertentangan-sosial- ketegangan-masyarakat/


BAB 9
HUBUNGAN ILMU PENGETAHUAN , TEKNOLOGI, DAN KEMISKINAN

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Masa Esa karena hanya atas berkat dan rahmatNya

sajalah saya bisa menyelesaikan makalah Ilmu Sosial Dasar ini.

Dalam makalah kali ini, saya akan menjelaskan tentang Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan

Kemiskinan. Bagaimana kaitan antara Ilmu Pengetahuan, teknologi dan juga kemiskinan,

karena semakin berembangnya zaman, semakin banyak ilmu dan teknologi yang berkembang

yang tentunya mempengaruhi masyarakat yang ada dalam suatu wilayah tertentu. Di saat

IPTEK berkembang, kebanyakan masyarakat akan berusaha mempelajarinya karena rasa

ingin tahu yang sangat tinggi. Tetapi tidak semua individu dapat mengikuti

perkembangannya. Dan faktor yang paling besar adalah faktor ekonomi, yang berhubungan

dengan kemiskinan.

Demikian sepatah dua patah kata yang dapat saya sampaikan. Kritik dan saran saudara sangat

membantu demi menyempurnakan makalah ini. Mohon maaf apabila ada kata yang kurang

berkenan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih.

Penulis



PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kemiskinan sering sekali dikaitkan dengan ilmu pengetahuan. Banyak orang yang menilai

bahwa orang yang miskin itu berarti orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang kurang

sehingga mereka tidak mampu untuk mencapai penghasilan yang banyak, atau bahkan ereka

cenderung malas untuk bekerja.

Hal ini juga berkaitan dengan kebijakan-kebijakan baru yang dikeluarkan oleh pemerintah

terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyak orang yang terus

menerus menggali ilmu utuk dapat menciptakan sesuatu yang baru dan mempermudah

pekerjaan individu atau kelompok. Tetapi tanpa sadar memiliki dampak negatif bagi kalangan

masyarakat tertentu. Sehingga menyebabkan perekonomian yang tidak merata.

1. Maksud dan Tujuan Penulisan

Maksud dan tujuan dari penulisan makalah kali ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah

softskill Ilmu Sosial Dasar tentang Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Masyarakat,

memberikan informasi dan menjelaskan pengertian ilmu pengetahuan, teknologi, dan juga

masyarakat.

1. Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan ?

Apa yang dimaksud dengan teknologi ?

Apa yang dimaksud dengan kemiskinan ?

Apa kaitan antara ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan ?



PEMBAHASAN



ilmu pengetahuan

Ada keseragaman pendapat di kalangan ilmuwan bahwa ilmu itu selalu tersusun dari

pengetahuan secara teratur, yang diperoleh dengan pangkal tumpuan tertentu dengan

sistematis, metodis, rasional/logis, empiris, umum, dan akumulatif.

Menurut Aristoteles: pengetahuan merupakan pengetahuan yang dapat diinderai dan dapat

merangsang budi; menurut Decartes: ilmu pengetahuan merupakan serba budi; Bacon

danDavid Home: ilmu pengetahuan merupakan pengalaman indera dan batin; ImmanuelKent:

Pengetahuan merupakan persatuan antara budi dan pengalaman; dan menurut teoriPhyroo:

mengatakan tidak ada kepastian dalam pengetahuan.

Dari berbagai macam pandangan diatas diperoleh teori-teori kebenaran pengetahuan:

1. Teori yang bertitik tolah adanya hubungan dalil à teori ini menjelaskan dimana

pengetahuan dianggap benar apabila dalil (proposisi) itu mempunyai hubungan

dengan dalil yang terdahulu.

2. Pengetahuan benar apabila ada kesesuaian dengan kenyataan.

3. Pengetahuan benar apabila mempunyai konsekuensi praktis dalam diri yang

mempunyai pengetahuan itu.

Banyaknya teori dan pendapat tentang pengetahuan dan kebenaran mengakibatkan suatu

definisi ilmu pengetahuan mengalami kesulitan, walaupun dikalangan ilmuwan sudah ada

keseragaman pendapat, namun masih terperangkap dalam tautologis (pengulangan tanpa

membuat kejelasan) dan Pleonasme/mubazir saja. Pembentukan ilmu akan berhadapan

dengan objek yang merupakan bahan dalam penelitian, meliputi

1. Objek Material Sebagai bahan yang menjadi tujuan penelitian bulat dan utuh

2. Objek Formal Sudut pandangan yang mengarah kepada persoalan yang menjadi pusat

perhatian

Langkah-langkah dalam memperoleh ilmu dan objek ilmu meliputi rangkaian kegiatan dan

tindakan yang dimulai dengan pengamatan, yaitu suatu kegiatan yang diarahkan kepada fakta

yang mendukung apa yang dipikirkan untuk sistemasi, kemudian menggolong-golongkan dan

membuktikan dengan cara berfikir analitis, sintesis, induktif, dan deduktif yang berujuk pada

pengujian kesimpulan dengan menghadapkan fakta-fakta sebagai upaya mencarai berbagai

hal yang merupakan pengingkaran.

Untuk mencapai suatu pengetahuan yang ilmiah dan objektif diperlukan sikap yang bersifat

ilmiah yaitu:

1. Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih sehingga mencapai pengetahuan ilmiah yang

objektif.

2. Selektif, artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapi supaya

didukung oleh fakta atau gejala, dan mengadakan pemilihan terhadap hipotesis yang

ada.

3. Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah maupun terhadap

alat indera dan budi yang digunakan untuk mencapai ilmu.

4. Merasa pasti bahwa setiap pendapat, teori maupun aksioma terdahulu telah mencapai

kepastian, namun masih terbuka untuk dibuktikan kembali.

Permasalahan ilmu pengetahuan meliputi arti sumber, kebenaran pengetahuan, serta sikap

ilmuwan itu sendiri sebagai dasar untuk langkah selanjutnya. Ilmu pengetahuan itu sendiri

mencakup ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial dan kemanusiaan, dan

sebagai apa yang disebut generic meliput segala usaha penelitian dasar dan terapan serta

pengembangannya. Penelitian dasar bertujuan utama menambah pengetahuan ilmiah,

sedangkan penelitian terapan adalah untuk menerapkan secara praktis pengetahuan ilmiah.

Pengembangan diartikan sebagai penggunaan sistematis dari pengetahuan yang diperoleh

penelitian untuk keperluan produksi bahan2, cipta rencana sistem metode atau proses yang

berguna, tetapi yang tidak mencakup produksi atau engineeringnya (Bachtiar Rifai, 1975)

Dalam menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut, perlu diperhatikan

hambatan sosialnya. Bagaimna konteksnya dengan teknologi dan kemungkinan untuk

mewujudkan suatu perpaduan dan pertimbangan moral dan ilmiah. Contoh sederhana tapi

mendalam terjadi pada masyarakat mitis. Dalam masyarakat tersebut ada kesatuan dari

pengetahuan dan perbuatan, demikian pula hubungan sosial di dalam suku dan kewajiban

setiap individu jelas. Argumen ontologis, kalau menurut teori Plato, artinya berteori tentang

wujud atau hakikat yang ada. Keadaannya sekarang sudah berkembang sehingga manusia

sudah mampu membedakan antara ilmu pengetahuan dengan etika dalam suatu sikap yang

dapat dipertanggungjawabkan.



Teknologi



Teknologi adalah pemanfaatan ilmu untuk memecahkan suatu masalah dengan cara

mengerahkan semua alat yang sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan skala nilai yang ada.

Teknologi bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis serta untuk mengatasi

semua kesulitan yang mungkin dihadapi.

Yang dimaksud dengan teknologi tepat guna adalah suatu teknologi yang telah memenuhi

tiga syarat utama yaitu :

1. Persyaratan Teknis, yang termasuk di dalamnya adalah :

2. memperhatikan kelestarian tata lingkungan hidup, menggunakan sebanyak mungkin

bahan baku dan sumber energi setempat dan sesedikit mungkin menggunakan bahan

impor.

3. jumlah produksi harus cukup dan mutu produksi harus diterima oleh pasar yang ada.

4. menjamin agar hasil dapat diangkut ke pasaran dan masih dapat dikembangkan,

sehingga dapat dihindari kerusakan atas mutu hasil.

5. memperlihatkan tersedianya peralatan serta operasi dan perawatannya.

6. Persyaratan Sosial, meliputi :

7. memanfaatkan keterampilan yang sudah ada

8. menjamin timbulnya perluasan lapangan kerja yang dapat terus menerus berkembang

9. menekan seminimum mungkin pergeseran tenaga kerja yang mengakibatkan

bertambahnya pengangguran.

10. membatasi sejauh mungkin timbulnya ketegangan sosial dan budaya dengan mengatur

agar peningkatan produksi berlangsung dalam batas-batas tertentu sehingga terwujud

keseimbangan sosial dan budaya yang dinamis.

Selain menimbulkan dampak positif bagi kehidupan manusia, terutama mempermudah

pelaksanaan kegiatan dalam hidup, teknologi juga memiliki berbagai dampak negatif jika

tidak dimanfaatkan secara baik. Contoh masalah akibat perkembangan teknologi adalah

kesempatan kerja yang semakin kurang sementara angkatan kerja makin bertambah, masalah

penyediaan bahan-bahan dasar sebagai sumber energi yang berlebihan dikhawatirkan akan

merugikan generasi yang akan datang.



Kemiskinan



Kemiskinan lazimnya dituliskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan

hidup yang pokok. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak

cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang palin pokok seperti pangan, pakaian, tmpat

berteduh,dll.(Emil Salim,1982). Kemiskinan merupakan tema sentral dari perjuangan bangsa

akan kemerdekaan bangsa, dan motivasi fundamental dari cita-cita menciptakan masyarakat

adil dan makmur. Garis kemiskinan yang menentukan batas minimum pendapatan yang

diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi oleh tiga hal :

1. Kemiskinan yang disebabkan aspek badaniah atau mental seseorang. Pada aspek

badaniah, biasanya orang tersebut tidak bisa berbuat maksimal sebagaimana manusia

lainnya yang sehat jasmani. Sedangkan aspek mental, biasanya mereka disifati oleh

sifat malas bekerja dan berusaha secara wajar, sebagaimana manusia lainnya.

2. Kemiskinan yang disebabkan oleh bencana alam. Biasanya pihak pemerintah

menempuh dua cara, yaitu memberi pertolongan sementara dengan bantuan

secukupnya dan mentransmigrasikan ke tempat hidup yang lebih layak.

3. Kemiskinan buatan atau kemiskinan struktural. Selain disebabkan oleh keadaan

pasrah pada kemiskinan dan memandangnya sebagai nasib dan takdir Tuhan, juga

karena struktur ekonomi, sosial dan politik.

Hubungan antara Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Kemiskinan



Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua hal yang tak terpisahkan dalam peranannya

untuk memenuhi kebutuhan insani. Ilmu pengetahuan digunakan untuk mengetahui “apa”

sedangkan teknologi mengetahui “bagaimana”. Ilmu pengetahuan sebagai suatu badan

pengetahuan sedangkan teknologi sebagai seni yang berhubungan dengan proses produksi,

berkaitan dalam suatu sistem yang saling berinteraksi. Teknologi merupakan penerapan ilmu

pengetahuan, sementara teknologi mengandung ilmu pengetahuan di dalamnya.



Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam penerapannya, keduanya menghasilkan suatu

kehidupan di dunia (satu dunia), yang diantaranya membawa malapetaka yang belum pernah

dibayangkan. Oleh karena itu, ketika manusia sudah mampu membedakan ilmu pengetahuan

(kebenaran) dengan etika (kebaikan), maka kita tidak dapat netral dan bersikap netral

terhadap penyelidikan ilmiah. Sehingga dalam penerapan atau mengambil keputusan terhadap

sikap ilmiah dan teknologi, terlebih dahulu mendapat pertimbangan moral dan ajaran agama.



Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan bagian-bagian yang dapat dibeda-bedakan, tetapi

tidak dapat dipisah-pisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi dengan sistem-sistem lain

dalam kerangka nasional seperti kemiskinan.



Dalam hal kemiskinan struktural, ternyata adalah buatan manusia terhadap manusia lainnya

yang timbul dari akibat dan dari struktur politik, ekonomi, teknologi dan sosial buatan

manusia pula. Perubahan teknologi yang cepat mengakibatkan kemiskinan, karena

mengakibatkan terjadinya perubahan sosial yang fundamental. Sebab kemiskinan diantaranya

disebabkan oleh struktur ekonomi, dalam hal ini pola relasi antara manusia dengan sumber

kemakmuran, hasil produksi dan mekanisme pasar. Semuanya merupakan sub sistem atau sub

struktur dari sistem kemasyarakatan. Termasuk di dalamnya ilmu pengetahuan dan teknologi.



Rata-rata orang yang hidup di bawah garis kemiskinan belum dapat membaca maupun

menulis. sedangkan salah satu cara memberantas kemiskinan adalah dengan ilmu

pengetahuan. Dengan dapat membaca dan menulis, seorang pemulung sampah bisa

berkesempatan mendapatkan pekerjaan yang lebih layak dan menghasilkan banyak uang.

Dengan ilmu pengetahuan, dapat merubah seorang pengamen untuk berpikir kreatif dan

memulai membuka suatu usaha dengan memanfaatkan teknologi yang ada.



Kesimpulan

Ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan adalah sesuatu yang bertentangan. Teknologi

diciptakan oleh manusia demi kesejahteraan umat manusia dan untuk memenuhi kebutuhan

manusia dengan arti menciptakan, mencari kesenangan manusia, melindungi dari malapetaka,

kelaparan, melindungi dari bahaya kekejaman alam serta memenuhi kebutuhan pokok

manusia.

Ilmu pengetahuan, teknologi serta kemiskinan memiliki kaitan struktur yang jelas, sebab bagi

siapa saja yang dapat menguasai IPTEK maka ia akan berkembang mengikuti era globalisasi

yang sudah modern ini. Dan bagi siapa saja yang tidak menguasai IPTEK maka ia akan

tertinggal jauh oleh pesatnya perkembangan teknologi di zaman ini.

Bila di zaman yang modern ini masih ada masyarakat yang tertinggal dan tidak menguasai

IPTEK maka mungkin saja masyarakat masih terpuruk dalam kemiskinan karena mereka

masih menggunakan cara lama yang sudah tertinggal dan tidak efektif dan efisien lagi di

zaman ini. ada beberapa hal yang harus di perhatikan :

1. Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang tersusun dengan sistematis dengan

menggunakan kekuatan pemikiran, yang selalu dapat diperiksa dan dikontrol dengan

kritis oleh setiap orang yang ingin mengetahuinya.

2. Teknologi adalah pemanfaatan ilmu untuk memecahkan suatu masalah dengan cara

mengerahkan semua alat yang sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan skala nilai

yang ada

3. Kemiskinan yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau

segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam

masyarakat yang bersangkutan.

4. Ada kaitan yang erat antara iptek dan kemiskinan yang dialami oleh masyarakat

terutama pada negara yang sedang berkembang seperti Indonesia.

Daftar Pustaka

https://agilkusumo.wordpress.com/2015/01/02/kemiskinan-sebagai- masalah-sosial/

http://ismayadefi.blogspot.com/2011/11/makalah-isd- ilmu-pengetahuan- teknologi.html

http://venitalavia.wordpress.com/2010/03/01/isd-ilmu- pengetahuan-teknologi- dan-

kemiskinan/

http://pandanwulan.wordpress.com/2012/01/09/tugas-ilmu- sosial-dasar- ilmu-pengetahuan-

teknologi-dan- kemiskinan/

http://dunia-schut.blogspot.com/2013/01/ilmu- pengetahuan-teknologi- dan.html
http://tyomulyawan.wordpress.com/keterkaitan-ilmu- pengetahuanteknologi-dan- kemiskinan/  

BAB 10
AGAMA DAN MASYARAKAT



 
1.AGAMA DAN MASYARAKAT
Indonesia memiliki banyak sekali budaya dan adat istiadat yang juga berhubungan dengan masyarakat dan agama. Dari berbagai budaya yang ada di Indonesia dapat dikaitkan hubungannya dengan agama dan masyarakat dalam melestraikan budaya.Sebagai contoh budaya Ngaben yang merupakan upacara kematian bagi umat hindu Bali yang sampai sekarang masih terjaga kelestariannya. Hal ini membuktikan bahwa agama mempunyai hubungan yang erat dengan budaya sebagai patokan utama dari masyarakat untuk selalu menjalankan perintah agama dan melestarikan kebudayaannya.
 Selain itu ada juga hubungan lainnya,yaitu menjaga tatanan kehidupan. Artinya hubungan agama dalam kehidupan jika dipadukan dengan budaya dan masyarakat akan membentuk kehidupan yang harmonis,karena ketiganya mempunyai keterkaitan yang erat satu sama lain. Sebagai contoh jika kita rajin beribadah dengan baik dan taat dengan peraturan yang ada,hati dan pikiran kita pasti akan tenang dan dengan itu kita dapat membuat keadaan menjadi lebih baik seperti memelihara dan menjaga budaya kita agar tidak diakui oleh negara lain.
1.1  FUNGSI AGAMA DALAM MASYARAKAT
Agama merupakan salah satu prinsip yang (harus) dimiliki oleh setiap manusia untuk mempercayai Tuhan dalam kehidupan mereka. Tidak hanya itu, secara individu agama bisa digunakan untuk menuntun kehidupan manusia dalam mengarungi kehidupannya sehari-hari.
Prof. Dr. H. Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Agama membantu kita memahami beberapa fungsi agama dalam masyarakat, antara lain:
  1. Fungsi Edukatif (Pendidikan). Ajaran agama secara yuridis (hukum) berfungsi menyuruh/mengajak dan melarang yang harus dipatuhi agar pribagi penganutnya menjadi baik dan benar, dan terbiasa dengan yang baik dan yang benar menurut ajaran agama masing-masing.
  2. Fungsi Penyelamat. Dimanapun manusia berada, dia selalu menginginkan dirinya selamat. Keselamatan yang diberikan oleh agama meliputi kehidupan dunia dan akhirat. Charles Kimball dalam bukunya Kala Agama Menjadi Bencana melontarkan kritik tajam terhadap agama monoteisme (ajaran menganut Tuhan satu). Menurutnya, sekarang ini agama tidak lagi berhak bertanya: Apakah umat di luat agamaku diselamatkan atau tidak? Apalagi bertanya bagaimana mereka bisa diselamatkan? Teologi (agama) harus meninggalkan perspektif (pandangan) sempit tersebut. Teologi mesti terbuka bahwa Tuhan mempunyai rencana keselamatan umat manusia yang menyeluruh. Rencana itu tidak pernah terbuka dan mungkin agamaku tidak cukup menyelami secara sendirian. Bisa jadi agama-agama lain mempunyai pengertian dan sumbangan untuk menyelami rencana keselamatan Tuhan tersebut. Dari sinilah, dialog antar agama bisa dimulai dengan terbuka dan jujur serta setara.
  3. Fungsi Perdamaian. Melalui tuntunan agama seorang/sekelompok orang yang bersalah atau berdosa mencapai kedamaian batin dan perdamaian dengan diri sendiri, sesama, semesta dan Alloh. Tentu dia/mereka harus bertaubat dan mengubah cara hidup.
  4. Fungsi Kontrol Sosial. Ajaran agama membentuk penganutnya makin peka terhadap masalah-masalah sosial seperti, kemaksiatan, kemiskinan, keadilan, kesejahteraan dan kemanusiaan. Kepekaan ini juga mendorong untuk tidak bisa berdiam diri menyaksikan kebatilan yang merasuki sistem kehidupan yang ada.
  5. Fungsi Pemupuk Rasa Solidaritas. Bila fungsi ini dibangun secara serius dan tulus, maka persaudaraan yang kokoh akan berdiri tegak menjadi pilar "Civil Society" (kehidupan masyarakat) yang memukau.
  6. Fungsi Pembaharuan. Ajaran agama dapat mengubah kehidupan pribadi seseorang atau kelompok menjadi kehidupan baru. Dengan fungsi ini seharusnya agama terus-menerus menjadi agen perubahan basis-basis nilai dan moral bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
  7. Fungsi Kreatif. Fungsi ini menopang dan mendorong fungsi pembaharuan untuk mengajak umat beragama bekerja produktif dan inovatif bukan hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi orang lain.
  8. Fungsi Sublimatif (bersifat perubahan emosi). Ajaran agama mensucikan segala usaha manusia, bukan saja yang bersifat agamawi, melainkan juga bersifat duniawi. Usaha manusia selama tidak bertentangan dengan norma-norma agama, bila dilakukan atas niat yang tulus, karena untuk Alloh, itu adalah ibadah.
1.2  DIMENSI KOMITMEN AGAMA
Menurut Roland Robertson dimensi komitmen agama terbagi menjadi:
• Dimensi keyakinan mengandung perkiraan/ harapan bahwa orang yang religius akan menganut pandangan teologis tertentu.
• Praktek agama mencakup perbuatan-perbuatan berbakti, yaitu perbuatan untuk melaksanakan komitmen agama secara nyata.
• Dimensi pengetahuan dikaitkan dengan perkiraan bahwa orang-orang yang bersikap religius akan memiliki informasi tentang ajaran-ajaran pokok keyakinan dan upacara keagamaan, kitab suci, dan tradisi-tradisi keagamaan mereka.
• Dimensi konsekuensi dari komitmen religius berbeda dengan tingkah laku perseorangan.
• Dimensi pengalaman memperhitungkan fakta, bahwa semua agama mempunyai perkiraan tertentu
2.1 3 TIPE KAITAN AGAMA DENGAN MASYARAKAT
Kaitan agama dengan masyarakat dapat dibagi menjadi tiga tipe, meskipun tidak menggambarkan secara utuh (Elizabeth K. Nottingham, 1954), yaitu:
1. Masyarakat yang terbelakang dan nilai- nilai sakral
Masyarakat tipe ini kecil, terisolasi, dan terbelakang. Anggota masyarakat menganut agama yang sama. Oleh karenanya keanggotaan mereka dalam masyarakat, dalam kelompok keagamaan adalah sama.
2. Masyarakat- masyarakat pra- industri yang sedang berkembang
Keadaan masyarakat tidak terisolasi, ada perkembangan teknologi yang lebih tinggi daripada tipe pertama. Agama memberikan arti dan ikatan kepada sistem nilai dalam tipe masyarakat ini. Dan fase kehidupan sosial diisi dengan upacara- upacara tertentu.
3. Masyarakat- masyarakat industri sekular
Masyarakat industri bercirikan dinamika dan teknologi semakin berpengaruh terhadap semua aspek kehidupan, sebagian besar penyesuaian- penyesuaian terhadap alam fisik, tetapi yang penting adalah penyesuaian- penyesuaian dalam hubungan kemanusiaan sendiri. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai konsekuensi penting bagi agama, Salah satu akibatnya adalah anggota masyarakat semakin terbiasa menggunakan metode empiris berdasarkan penalaran dan efisiensi dalam menanggapi masalah kemanusiaan, sehingga lingkungan yang bersifat sekular semakin meluas. Watak masyarakat sekular menurut Roland Robertson (1984), tidak terlalu memberikan tanggapan langsung terhadap agama. Misalnya pemikiran agama, praktek agama, dan kebiasaan- kebiasaan agama peranannya sedikit.
 2.2 PELEMBAGAAN AGAMA
Agama yang universal, permanen dan mengatur dalam kehidupan, sehingga bila tidak memahami agama, akan sulit untuk memahami masyarakat. Agama melalui wahyunya atau kitab sucinya memberikan petunjuk kepada manusia untuk memenuhi kebutuhan mendasar, yaitu selamat dunia dan di akhirat.
Untuk kepentingan tersebut perlu jaminan yang memberikan rasa aman bagi pemeluknya. Maka agama masuk dalam sistem kelembagaan dan menjadi sesuatu yang rutin. Agama menjadi salah satu aspek kehidupan semua kelompok sosial, merupakan sebuah fenomena yang menyebar mulai dari bentuk perkumpulan manusia, keluarga, kelompok kerja, yang dalam beberapa hal penting bersifat keagamaan. 
Dan terbentuklah organisasi keagamaan untuk mengelola masalah keagamaan. Yang semula terbentuk dari pengalaman agama tokoh kharismatik pendiri organisasi, kemudian menjadi organisasi kegamaan yang terlembaga. Lembaga keagamaan berkembang sebagai pola ibadah, ide- ide, ketentuan (keyakinan), dan tampil sebagai bentuk asosiasi atau organisasi. Tampilnya organisasi agama akibat adanya kedalaman beragama, dan mengimbangi perkembangan masyarakat dalam hal alokasi fungsi, fasilitas, produksi, pendidikan dan sebagainya.
3.1 CONTOH DAN KAITANNYA KONFLIK AGAMA YANG ADA DALAM MASYARAKAT
·         Konflik Islam-Kristen. Konflik ini pada awalnya didasari oleh kepercayaan bahwa Islam memandang Nasrani sebagai agama kafir karena mempercayai Yesus sebagai anak Allah, padahal dalam ajaran Islam Nabi Isa (Yesus) merupakan nabi biasa yang pamornya kalah dari nabi utama mereka Muhammad S.A.W. Konflik ini pada awalnya hanya pada tataran kepercayaan saja, namun ketika unsur politis, ekonomi, dan budaya masuk, maka konflik yang bermuara pada pecahnya Perang Salib selama beberapa abad menegaskan rivalitas Islam-Kristen sampai sekarang. Konflik itu sendiri muncul ketika Agama Kristen dan Islam mencapai puncak kejayaannya berusaha menunjukkan dominasinya. Ketika itu Islam yang berusaha meluaskan pengaruhnya ke Eropa, mendapat tantangan dari Nasrani yang terlebih dahulu ada dan telah mapan. Puncak pertempuran itu sebenarnya terjadi ketika perebutan Kota Suci Jerusalem yang akhirnya dimenangkan tentara salib. Sebagai balasan, Islam kemudian berhasil merebut Konstatinopel yang merupakan poros dagang Eropa-Asia pada saat itu.
REFERENSI          :