SAYANGILAH IBUMU

SAYANGILAH IBUMU

Kasih sayang ibu bagiku itu suatu kenyamanan tersendiri. Yang dimana aku tidak bisa dapatkan dari siapapun selain ibu. Bagiku dia adalah sumber kebahagiaanku. Tak terbayangkan jika dia pergi, seperti apa aku menjalani hari-hariku.

Aku lahir dikota hujan yaitu Bogor. Aku dibesarkan di kota ini sampai berumur 12 tahun dan itu bukanlah waktu yang sebentar. Pada suatu hari saat aku kelas 1 SMP aku diajak untuk pindah ke Jakarta oleh ibuku karena ibuku ingin tinggal dekat bersama keluaga – keluarga nya disana,  yaa berat memang untuk meninggalkan tempat yang dimana kenangan semasa kecilku banyak tersimpan, dari sahabat – sahabatku yang baik, rumah yang begitu nyaman yang selama ini aku tinggali, dan sekolah-sekolah yang aku idamkan dari kecil. Dengan berberat hati aku mengiyakan permintaan ibuku karna disisi lain aku juga senang bisa tinggal berdekatan dengan sepupu, tante, uwa dan lainnya yang rumahnya masih satu jalan. Dan disana aku dekat sekali dengan saudari ku yang bernama naura yang umurnya dibawahku 2 tahun, dia tinggal tepat dibelakang rumahku. Kita setiap hari main bareng, jajan bareng, jalan – jalan bareng, belajar bareng dan pokoknya selalu bersama dari siang sampai sore. Dia adalah anak tunggal dari kedua orang tuanya, dia anaknya baik, lucu tetapi dia juga termasuk orang yang keras kepala dan dia juga sering sekali dimarahi oleh ibuku dan tante – tante ku karna dia sering sekali tidak nurut pada ibunya. Dan pada suatu hari saat aku pulang sekolah aku kerumahnya tiba - tiba aku melihat dirinya sedang membokongi kipas angin..
“ hey, ngapain kamu membokongi kipas angin dan tidak pakai celana? “ tanyaku.
“ sakit dan panas kaaa pantatku.... “ jawab naura.
Dan tiba – tiba ibunya menyambar menceritakan semuanya.
“ dia tadi meminta dimasakkan mie instan tetapi memakai cabai rawit, disaat dia mengulek cabai posisi dia duduk membelakangi kompor yang jaraknya dekat dengan dia. Ibu sudah menyuruh dia untuk duduk sedikit jauh dari kompor karna mengganggu ibunya yang sedang memasak mie, tetapi dia malah mengabaikan omongan ibunya pada dia. Dan disaat ibunya sedang mengambil mangkok di rak piring tiba – tiba airnya meluap ke atas dan meluber ke kompor dan jatuh ke lantai yang sedang dia duduki dan air didihnya mengenai pantatnya “
“ WKWKWKWWKWKWKWK “ sontak aku tertawa terbahak – bahak mendengarnya.
Lalu setelah sakitnya reda dia langsung di bawa ke rumah sakit terdekat.
Dan pada suatu saat dimana dia sudah berumur 12 tahun dia mendapat kabar gembira yaitu ibunya positif hamil dan naura akan memiliki adik. aku dan naura pun terkejut dan dicampuri rasa senang mendengarnya.

7 bulan berlalu, disaat ibunya sedang hamil besar nenek naura datang kerumah dan mengajak ibu naura untuk menjenguk kakeknya yang sedang sakit dan rumahnya berada di daerah pamulang, jauh jaraknya dari rumah kami yang berada di cempaka putih Jakpus . Sebenarnya memang tidak seharusnya ia ikut neneknya karena sedang mengandung besar tetapi mungkin dia tidak enak dengan ibunya yang sudah jauh – jauh menjemputnya.

Setelah sesampainya dirumahnya malam hari, ibu naura terjatuh saat ingin menaiki tangga rumahnya. Dan langsung dibawa ke rumah sakit fatmawati di daerah Jakarta Selatan. Ia langsung dimasuki ke ruang ICU, neneknya langsung menghubungi suami anaknya dan semua keluarga ku dan memberitahu. Dan pada malam itu juga kita semua menuju rumah sakit tersebut. Ketika sudah sampai disana aku melihat ibu naura sudah dipasangkan alat dan selang untuk mempertahankan hidup dan kandungannya.
Aku melihat naura dan ayahnya yang sedang menangis melihat keadaan ibunya yang seperti itu. Tiba – tiba ada suster yang menghampiri kami dan meminta persetujuan suaminya untuk melakukan operasi sesar terhadap istrinya. Dan suaminya menyetujuinya.

Operasi sesar pun dilakukan, 1-2 jam kita menunggu di luar ruang operasi dan akhirnya dokter pun keluar dengan muka yang sedih, dokter itu mengatakan kalau anak yang dikandungannya selamat tetapi ibu naura meninggal dunia. Disaat itu juga semua keluarga ku menangis dan naura pun berteriak seperti tidak bisa menerima keadaannya sekarang, aku sangat sedih melihat saudaraku yang menangis begitu kencang sampai semua orang melihat kearahnya, akupun langsung memeluk ibuku. Dan adiknya yang baru lahir pun masih terlihat kecil berbeda dengan bayi – bayi lainnya karna ia lahir saat masih 7 bulan, adiknya pun diberi nama fatma azzahra.

Sekarang fatma sudah besar berumur 6 tahun. Dan sampai sekarang juga aku masih sangat dekat dengan naura dan adiknya fatma, terkadang aku suka sedih melihat fatma yang bertumbuh besar tanpa hadirnya seorang ibu, sering aku belajar darinya betapa pentingnya peran ibu di hidupku.
Dan terkadang aku suka bertanya dengannya.
“ dek, ibu kamu dimana? “ tanyaku.
“ ibuku di balikpapan “ jawabnya dengan lugu, balikpapan yang dia maksud adalah papan kuburan.
Mataku pun langsung berkaca – kaca mendengar jawabannya.
Betapa begitu berharganya seorang ibu didalam kehidupanku, engkau adalah pelita hatiku dan permata hati bagiku. Teruntuk kalian yang kini masih memiliki ibu, sayangilah mereka semasih ia berada disampingmu.
#sabtulis

SELESAI

0 komentar:

Posting Komentar